Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo Mengatakan, alokasi dana desa tahun 2020 bakal difokuskan pada pemberdayaan SDM dan ekonomi desa. Diketahui dalam RAPBN Tahun 2020, dana desa dialokasikan sebesar Rp 72 triliun.
"Dana desa dinaikkin jadi Rp 72 triliun, jadi kalau selama ini penggunaannya lebih banyak ke infrastruktur, mulai tahun ini dan tahun depan lebih banyak kepada pemberdayaan SDM dan ekonomi desa," kata dia, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Salah satu yang bakal didorong dengan dana desa, lanjut Eko, adalah pembentukan BUMDes dan pengembangan desa wisata. Sebab pariwisata diakui merupakan sektor yang cukup menjanjikan.
"Jadi BUMDes dan desa-desa wisata akan kita push. Pariwisata memang yang paling cepat, karena BUMDes-BUMDes kita di pariwisata pendapatannya lebih besar dari dana desa yang diterima," urai Eko.
Selain itu, melalui pengembangan BUMDes dan desa wisata, diharapkan makin banyak tenaga kerja yang dapat terserap. "Banyak penciptaan lapangan kerja kemudian kita juga mengantisipasi pengurangan tenaga kerja di pertanian karena modernisasi," ungkapnya.
Terkait program di bidang kesehatan dan pendidikan, kata Eko, bakal terus dikerjakan. Dia mengatakan program di bidang kesehatan berjalan lumayan baik. Ke depan pihaknya akan berfokus di upaya menekan angka stunting.
"Kesehatan juga lumayan. Karena selama 4 tahun ini kita sudah bangun 300 ribu MCK, sarana air bersih 1 juta unit, PAUD, Posyandu juga puluhan ribu unit, itu kan bisa nurunin stunting dari 37,2 jadi 30,8 persen. Terutama stunting yang kita prioritaskan," jelas dia.
"Pendidikan kita lebih banyak di PAUD, melalui berbagai kerja sama. Mungkin lebih banyak PAUD yang dibangun dari Kementerian Desa dibanding Kemendikbud karena itu swadaya masyarakat dan dibantu dana desa," tandasnya.